Catur Warna menurut Manawa Dharmasastra

Berdasarkan kitab Manu ini, di mana keragu-raguan timbul penafsiran warna samskara harus diartikan dari sudut "dharmanya" yaitu fungsinya di dalam masyarakat dan bahkan ditegaskan agar jangan sekali-kali menganggap orang itu Sudra. (Manu VIII, 20).
Adapun yang lazim juga dipergunakan dalam sistem pembagian golongan ialah pembagian atas tiga sistem, yaitu :
  1. golongan ekajati.
  2. golongan dwijati
  3. golongan trijati.

Sistem pembagian yang umum adalah terdiri atas dua jati saja. Trijati hanya tambahan untuk menyebutkan golongan dwijati yang telah didiksa jadi pendeta.
Golongan dwijati adalah golongan berpendidikan sedangkan golongane kajati adalah golongan yang tak berpendidikan. Jadi pembagian dua golongan yang dianut dengan sistem "jati" ini berbeda dari sistem "warna dharma",yang membagi golongan-golongan dalam masyarakat empat golongan besar,
  1. Golongan Brahmana atau golongan guru-guru agama, pemimpin upacara keagamaan.
  2. Golongan ksatria yaitu golongan penguasa (pemerintah) dan yang berkewajiban memberikan perlindungan kepada masyarakat.
  3. Golongan Waisya yaitu golongan ekonomi yaitu yang merupakan pemegang roda perekonomian dalam masyarakat, seperti seniman, pedagang, petani, industriawan.
  4. Golongan Sudra yaitu golongan buruh miskin atau golongan yang tak empunya, yang selalu menggantungkan hidupnya kepada ketiga/golongan.


Selanjutnya dijelaskan bahwa sesungguhnya untuk tujuan kesejahteraan loka IA tetapkan fungsi Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra, serupa fungsi mulut, tangan, dada, dan kakinya. (MDS I.31).
Ini bukan pembagian kasta dimana yang satu lebih tinggi dari yang lain. Hanya kebutuhan dan kepentingan untuk kebajikan manusia itu sendiri.


No comments:

Post a Comment

Tiga Kerangka Agama?

Om Swastyastu Nasehat bagi kita yang senang mempelajari agama. Agama bukan hanya sloka-sloka atau ayat-ayat saja. Ada yang juga...